Budidaya porang sedang banyak dibicarakan karenaa memiliki nilai ekonomi yan gmenjanjikan.
Umbi porang ini mengandung zat Glucomanan yang memiliki banyak manfaat di bidang industri dan kesehatan.
Porang juga digunakan untuk pemmbuatan lem dan jelly yang di ekspor ke beberapa negara seperti jepang dan china. Berikut cara budidaya porang dari awal hingga panen
Baca Juga : Jadi Miliarder Karena Porang
1. Syarat Tumbuh Budidaya Porang
Agar pertumbuhan tanaman porang mendapatkan hasil yang maksimal sebaiknya memperhatikan syarat sebagai berikut :
A. Jensia dan PH Tanah
Tanama porang dapat tumbuh dimana saja di Indonesia, namun untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka siapkan tanah yang gembur dan subur serta tedak tergenang air.
Selain itu, pastikan keasaman tanah berada pada pH 6 - 7
B. Kondisi Lingkungan
Tanaman porang memerlukan naungan agar pertumbuhannya baik dan mempunyai kerapatan minimal 40%
Naungan yang cocok untuk tanaman porang adalah pohon jati, mahoni dan sono.
C. Iklim atau Suhu
Tanaman porang mempunyai sifat khusus yaitu sangat membutuhkan terhadap naungan pohon atau tempat yang teduh.
Porang dapat tumbuh pada ketinggian 0 - 700 mdpl. Tetapi ketinggian yang cocok untuk porang adalah 100 - 600 mdpl.
2. Teknik Perkembangbiakan Porang
A. Perkembangbiakan dengan Bintil atau Katak
Katak adalah bintil yang berada pada tanaman porang dan berwarna coklat kehitaman yang muncul pada pangkal atau tangkai pada tanaman porang. Dalam 1 Kg katak bisa berisi sekitar 100 butir katak.
Katak dapat dikumpulkan pada masa panen, Kemudian disimpan hingga memasuki musim penghujan untuk dapat langsung ditanam pada lahan.
B. Perkembangbiakan dengan Biji atau Buah
Setiap empat tahun tanaman porang akan menghasilkan bunga yang akan menjadi buah atau biji yang dapat ditanam.
Satu tungkul buah biasanya menghasilkan sampai 250 butir yang dapat digunakan sebagai bibit porang siap tanam dengan cara di semaikan terlebih dahulu.
C. Perkembangbiakan dengan Umbi
Untuk umbi yang berukuran kecil, diperoleh dari hasil pengurangan tanaman yang terlalu rapat. Hasil pengurangan ini dikumpulkan yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai bibit.
Untuk umbi yang berukuran besar, umbi dipecah-pecah sesuai ukuran yang di inginkan selanjutnya ditanaman pada lahan yang disiapkan.
Selanjutnya

0 Komentar