IMSPEDIA - Produk Impor murah namun merusak Negri, Mengapa demikian ?. Dalam sebuah video dokumentasi yang di rekam tepatnya pada 23 November 1995, Soeharto memberikan penjabaran mengenai pandangan terhadap peran remaja dan anak muda dalam menghadapi globalisasi.
Di videonya yang berdurasi 16 menit, Presiden kedua Indonesia ini masih tampak sehat dan bersemangat memberikan nasehat.
Mari kita simak apa saja nasihat dan ke khawatiran Presiden saat itu. Masih relevankah dengan kondisi Indonesia saat ini?
Presiden yang dikenal dengan Bapak Pembangunan ini sangat peduli terhadap nasib anak muda penerus Indonesia. Dalam isi pidatonya, Soeharto menyebutkan remaja menjadi bagian penting dalam pemersatu bangsa.
"Saya kira, dengan Kirab Remaja, maksudnya untuk menggembleng para remaja menjadi kader-kader bangsa, sekarang itu dilakukan kirab remaja, menjadi kader-kader yang bisa turut mempersatukan bangsanya." tutur Bapak Presiden.Dalam kondisi sekrang yang telah berada pada era globalisasi dimana semua negara berhak berjualan dinegara manapun, ini sangat membahayakan dalam sistem perekonomian negri, karena dampak impor yang berlebih akan berakibat fatal.
Impor yang berlebih dapat mengjangkau semua lini mulai dari pertanian, perikanan, perkebunan, kebutuhan pokok bahkan dalam pabrik.
Mengimpor pangan dari luar negri walaupun dengan harga yang lebih murah ketimbang pangan petani domestik akan menimbulkan dampak sosial yang berbeda.
Jika kita membeli produk impor maka akan berakibat berantai di luar negri yang membuat negaranya berkembang, sedangkan jika kita membeli produk domestik meskipun harganya lebih mahal kita akan memberikan dampak berantai perkembangan negri sendiri.
Ekspor - Impor dalam dunia saat ini menjelma menjadi 'Desa Global'. Tetapi globalisasi tidak menjamin permainan yang seimbang dari semua negara. Jantung persoalannya adalah kualitas produk yang kita produksi.
Dalam menjual produknya pun ketergantungan dengan iptek yang mendukung dan modal yang masih dikuasai negara maju. Hal ini muncul karena didunia ini tidak ada yang gratis. Situasi ini memberikan kita isyarat untuk mengurangi ketergantungan produk.
Dengan menekan ketergantungan produk, kita akan menghemat devisa dan juga mengurangi produk impor dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan.
Cintai Produk Dalam Negri, Menciptakan Lapangan Kerja Lebih Baik

0 Komentar